Fungsi Planning dalam perusahaan manufaktur dijalankan oleh
bagian PPIC (Production Planning and
Inventory Control). PPIC juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory.
Apa itu Inventory?
Inventory atau barang persediaan
merupakan aset perusahaan berupa persediaan bahan baku (raw material), barang-barang sedang dalam proses produksi (work in process), dan barang-barang yang
diproduksi untuk dijual (finished goods
product). Karena inventory
disimpan di gudang maka manajemen inventory
dan gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen
didalam Suplay Chain Product.
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang sampai digunakan dalam
proses produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan,
gudang bahan baku, gudang produk jadi dan sebagainya. Dalam Perusahaan, untuk pengadaan dan penyimpanan
barang ini diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya
mencapai sekitar 20 – 40% dari harga barang (Indrajit, R,E.,
Djokopranoto,R., Manajemen Persediaan, 2003, Gramedia, hal.3).
Untuk itu diperlukan strategi atau manajemen inventory yang baik agar biaya persediaan optimum.
Peranan PPIC (Production Planning and Inventory Control)
PPIC ( Production Planning and
Inventory Control ) adalah merencanakan produksi dan mengontrol kebutuhan bahan
bakunya. Apabila kita resapi pengertian Produksi Planning bukan hanya merencanakan produksi saja, dimana
pengertiannya bisa menjadi lebih luas Karena jika kita ingin merencanakan suatu
produksi maka kita harus mengetahui kebutuhan bahan yang akan di produksi yang
mana Departemen PPIC dapat mengetahuinya berdasarkan informasi Departemen.
R&D berupa Formulasi Produk sehingga Departemen PPIC dapat menghitung
kebutuhan bahan baku yang harus disediakan sesuai dengan berapa banyak yang akan
di produksi. Kata Inventory Control pengertiannya bukan hanya sekedar mengatur
bahan baku saja tetapi bagaimana Departemen PPIC dapat mengkondisikan persediaan
bahan baku yang berada di Departemen. Warehouse sehingga penempatan di gudang
menjadi lebih efektif dan dapat menekan biaya penyimpanan dan pembelian bahan
baku hingga diperoleh biaya optimum.
Fungsi
Planning dalam perusahaan manufaktur dijalankan oleh bagian PPIC (Production Planning and Inventory Control).
PPIC juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory. Tugas umum
dari PPIC adalah menerima order dari bagian Penjualan lalu memastikan order
ini selesai dan dikirim ke Customer pada tepat waktunya. fungsi PPIC berkaitan
erat dengan fungsi Marketing, Purchasing,
dan Produksi. Selain itu Informasi mengenai level
of raw material, Work In Process (WIP), Final
Product, dan data stock opname untuk
bagian Finance terutama dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan juga
termasuk dalam tanggung jawab PPIC . Sebagai tim kerja, PPIC berisi sekumpulan orang
memiliki sifat pembelajar atau learning
people, memiliki analitycal skill,
dan Sistematis. Jadi tidak hanya menjalankan sistem yang sudah ada, tetapi
lebih pada memastikan sistem yang dijalankan agar efektif atau istilah “Rule
Maker“.
Dalam
Struktur Organisasi perusahaan, ada beberapa variasi untuk
memperjelas fungsi Planning dan
Gudang (material Warehouse dan Final Product Warehouse). Untuk kondisi
tersebut, PPIC bertanggung jawab pada Monitoring Persediaan seperti Safety Stock, Mengeluarkan Bill of Material, akurasi data inventory, efektivitas sistem informasi.
Sedangkan
aktivitas pergudangan, seperti; 1) Penerimaan, Penyimpanan, dan pengiriman raw material ke bagian processing, 2) Penerimaan, Penyimpanan,
dan pengiriman final product ke Customer, 3) Mengoperasikan Sistem
informasi, Umumnya dibawah kendali Head
Warehouse setingkat Supervisor
atau Manager, disesuaikan dengan lingkup
tanggung jawabnya.
Fungsi pokok dari PPIC adalah menerima order dari
bagian Penjualan (Sales/marketing)
lalu memastikan order ini selesai dan dikirim ke customer pada waktu yang sudah disepakati. Ringkasnya, tugas PPIC
adalah terima pesanan dari konsumen dan menyelesaikan order tersebut hingga
pesanan dikirim ke konsumen.
Namun kenyataannya tidak semudah definisi tersebut. Karena
fungsi PPIC berkaitan erat dengan 3 fungsi yaitu Marketing, Purchasing,
Produksi.
Pekerjaan PPIC agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien
adalah :
1.
Mengetahui Kapasitas Produksi.
2. Mengetahui Forecast Penjualan.
3. Mengetahui Customer Order.
4. Mengetahui Formula Produk.
5. Mengetahui Proses Produksi.
6. Mengetahui Kualitas Produk.
7. Mengetahui Kapasitas Gudang.
8. Mengetahui Leadtime Pembelian.
9. Mengetahui Quantity Minimum Order.
10. Mengetahui Bahan Baku Alternatif.
11. Mengetahui Kapasitas Ekspedisi.
12. Mengetahui Leadtime Pengiriman.
13. Mengetahui Safty Stock Raw Material & Finished Good Product.
2. Mengetahui Forecast Penjualan.
3. Mengetahui Customer Order.
4. Mengetahui Formula Produk.
5. Mengetahui Proses Produksi.
6. Mengetahui Kualitas Produk.
7. Mengetahui Kapasitas Gudang.
8. Mengetahui Leadtime Pembelian.
9. Mengetahui Quantity Minimum Order.
10. Mengetahui Bahan Baku Alternatif.
11. Mengetahui Kapasitas Ekspedisi.
12. Mengetahui Leadtime Pengiriman.
13. Mengetahui Safty Stock Raw Material & Finished Good Product.
1. Kapasitas Produksi
Kapasitas Produksi adalah
berapa besar di dalam sebuah mesin produksi membuat suatu produk selama satu
hari kerja. Dengan Kapasitas produksi ini maka Departemen PPIC dapat mengetahui
berapa lama proses produksi untuk suatu finish
goods dalam jumlah tertentu. Kapasitas produksi diperoleh dari Departemen
Produksi.
2. Forecast Penjualan.
Forecast Penjualan adalah
perkiraan penjualan yang akan datang baik untuk satu bulan atau tiga bulan
kedepan. Dengan Forecast ini maka
Departemen PPIC dapat memenuhi permintaan customer dan membuat safety stock finish goods. Forecast Penjualan peroleh dari
Departemen Marketing.
3. Costumer Order
Customer Order adalah
Permintaan Pelanggan terhadap finished
goods product yang ditawarkan oleh Marketing baik itu produk regular maupun
produk pesanan khusus. Dari Customer
Order data yang masuk maka PPIC dapat menjadwalkan rencana produksi sampai
produk terkirim sesuai dengan leadtime
yang sudah ditentukan.
4. Formula Produk
Formula produk dikeluarkan
berdasarkan hasil uji coba dari Departemen R&D
terhadap suatu produk sampai produk dapat dijual ke Customer. Dalam formula itu
terdapat rincian bahan baku yang akan digunkan untuk suatu produk dengan uraian
persentase, makan berdasarkan formula itu maka PPIC dapat memperhitungkan
berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk permitaan kosumen.
5. Proses Produksi
Proses produksi didalam
produksi suatu produk berbeda-beda perlakuanya oleh karena itu PPIC harus dapat
mengetahui setiap produk dalam proses produksinya sehingga bisa memperkirakan
berapa lama suatu produk itu dapat dibuat sampai selesai dan sesuai dengan
kapasitasnya juga. Proses produksi ini dapat diketahui dengan memahami produk
tersebut pada saat produksi apa saja kendala yang dapat terjadi untuk suatu
produk tersebut.
6. Kualitas Produk
Kualitas produk dapat
dinyatakan banwa produk itu berkualitas sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan berdasarkan Departemen Quality
Control. Kualitas produk menjadi penting bagi PPIC, karena didalam suatu
produksi suatu produk ada beberapa tahapan tes Quality Control untuk menyatakan produk tersebut lolos Quality Control atau tidak lolos Quality Control. Dengan mengetahui
masalah kualitas produk maka PPIC dapat berkomunikasi dengan Marketing mengenai
kualitas yang diinginkan karena tidak semua customer sesuai dengan standar yang
ditetapkan perusahaan dalam artian bahwa kualitas produk dapat dibicarakan
dengan Customer dan yang dapat membicarakan masalah kualitas produk yang kita
dapatkan pada saat produksi adalah Marketing sendiri yang memegang peranan
penting tersebut.
7. Kapasitas Gudang
Kapasitas Gudang ditentukan
berdasakan dari Departemen Gudang yang mana data dari gudang dapat diukur
sesuai dengan barang yang ingin kita buat stocknya. Departemen Gudang dapat
memperkirakan berapa besar barang tersebut dapat disimpan di gudang. Dengan
adanya masalah tersebut, PPIC harus dapat mengatur masuknya barang agar tidak
ada penumpukan barang di dalam gudang yang dapat menghabiskan kapasitas gudang.
Sehinggga dengan memperhatikan hal tersebut akan menghasilkan efisiensi dan
efektifitas dari gudang.
8. Leadtime
Pembelian
Leadtime pembelian didapat
dari Departemen Purchasing sesuai dengan negosiasi dengan para supplier dan
perhitungan dokumen yang harus diproses secara internal departemennya. Maka
dengan adanya Leadtime Pembelian PPIC dapat memperhitungan pembelian bahan baku
agar dapat lebih efektis dan efesien selain itu akan didapatkan safety stock barang yang dibutuhkan.
9. Quantity Minimum Order
Begitu juga Quantity Minimum Order diperoleh dari Departemen
Purchasing dimana Departemen
Purchasing sesuai dengan negosiasi dengan para supplier diperoleh bersamaan pada
saat permintaan leadtime pembelian.
Dengan itu Departement PPIC dapat mengorder sesuai dengan Quantity Minimum Order yang sudah ditentukan kecuali ada hal-hal
khusus yang mengharuskan memesan barang diluar Quantity Minimum Order maka Departemen PPIC meminta kepada
Departemen Purchasing untuk
bernegosisasi dengan supplier.
10. Bahan Baku Alternatif
Bahan Baku Alternatif
berdasarkan informasi dari Departemen R&D,
yang mana suatu bahan bagi industri sangat dibutuhkan jika tidak ada bahan
alternatif bagi suatu produk dan pada saat produksi bahan baku utama tidak
tersedia oleh supplier maka produksi akan menggunakan bahan alternative
tersebut. Informasi bahan baku alternatif sangat diperlukan bagi Departemen PPIC karena
Departemen PPIC mengkontrol inventory
part dan planning produksi sehingga Departemen PPIC dapat memperhitungkan kapan
harus menggunakan bahan alternatif tersebut, selain itu juga dengan adanya
bahan alternatif ini maka dapat menurunkan biaya pembelian bahan karena
Departemen Purchasing akan membeli barang yang harganya paling murah dari
antara bahan baku alternatif tesebut.
11. Kapasitas Ekspedisi
Kapasitas Ekspedisi ini
didapatkan dari Departemen Ekspedisi .Infomasi Departemen Ekspedisi digunakan
untuk memperhitungan pengiriman barang yang harus dapat dikirim sesuai dengan customer order yang diterima dengan
memperhitungkan leadtime pengiriman
dan permintaan pengiriman barang diluar leadtime yang sudah ditentukan secara
internal. Dengan adanya informasi tersebut maka Departemen PPIC dapat
menentukan pengiriman barang yang harus dikirim karena menyangkut dengan
customer order yang sudah diterima oleh Departemen PPIC.
12. Leadtime Pengiriman.
Leadtime Pengiriman ini
dapatkan dari keputusan yang telah dibahas oleh Plan Manager dengan
Departemen-departemen terkait yang berhubungan dengan customer order. Dengan
adanya leadtime pengiriman ini maka dapat memastikan kepada customer kapan
barang yang dipesan dapat sampai ditempat para customer, Departemen PPIC dapat
memperhitungkan kapan suatu produk mulai diproduksi.
13. Safety stock Raw Material
dan Finish Goods
Safty stock Raw Material dan
Finish Goods ini sangatlah diperlukan bagi sebuah perusahan karena kebutuhan Raw Material untuk kebutuhan produksi akan
selalu tejaga dan tidak akan mengalami kekurangan disaat produksi sedang
berjalan dan kebutuhan Customer Finish Goods
akan terjaga dengan aman dan pada saat Customer mengeluarkan permintaan Finish
Goods akan terjaga jumlahnya.
PPIC menjadi jantung utama pengatur alur proses produksi
Informasi
mengenai status atau kondisi terkini raw
material, Work In Process (WIP), Final
Product, dan data stock opname
juga menjadi concern penting dalam PPIC. Selain itu, juga
harus berkoordinasi dengan Bagian Finance terutama dalam pembuatan laporan
keuangan perusahaan, termasuk dalam tanggung jawab PPIC.
Beberapa
perusahaan memiliki pola dan gaya manajemen production planning yang
tampak berbeda-beda secara teknis. Tapi secara umum fungsi mendasar PPIC ini
tidak jauh berbeda dan memilki beberapa kemiripan
Situasi
market/pasar yang dinamis juga menuntut produsen mampu menerapkan strategi
operasi yang paling tepat dan dinamis. Salah satu contohnya, untuk menekan
biaya penyimpanan, customer menuntut produsen menerapkan model produksi make
to order (MTO), dengan variasi item product yang tinggi dan pemesanan dalam quantity kecil. Faktor ini akan sangat mempengaruhi model system
planning di perusahaan tersebut.
Production Schedule merupakan jantung dari pada suatu
perusahaan agar perusahaan dapat memproduksi sesuai dengan kapasitas mesin,
kapasitas sumber daya manusia, permintaan customer dan ketersediaan bahan
bakunya sehingga hasil produksi menjadi efesien dan efektifitas.
Maka dari bagian PPIC ini bagaimana memperhitungkan segala
sesuatunya agar dapat menyusun jadwal produksi sesuai dengan kemampuan
perusahaan dan mendapatkan target yang di inginkan.
Beberapa hal yang perlu diketahui
untuk menyusun jadwal produksi ( production schedule ) :
- Orderan
yang diterima / Forecast yang dikeluarkan oleh bagian Marketing atau
Management.
- Permintaan
kirim sesuai dengan keinginan customer atau sesuai dengan leadtime
pengiriman yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
- Kapasitas
produksi berapa kemampuan dari mesin yang dimiliki untuk suatu produk.
- Formulasi
Produk untuk mengetahui berapa dan jenis bahan apa saja yang dibutuhkan
untuk memenuhi permintaan customer / forecast yang sudah dikeluarkan oleh
Marketing atau Managemen.
- Perhitungan
kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan (MRP – Material Reques Planning)
- Perkiraan
yang akan terjadi pada produk yang akan diproduksi sehingga perhitungan
akan kebutuhan bahan baku dan permintaan pengiriman akan dapat ditentukan.
References :
bonymuliatan.blogspot.com
https://ipqi.org/memahami-sistem-kerja-dari-departemen-ppic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar