Kamis, 27 Desember 2018

Supply Chain Management



Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) 
Kegiatan utama dalam industri manufaktur adalah mengkonversikan berbagai bahan mentah (raw materials) serta bahan-bahan pendukungnya menjadi barang jadi (Finished goods product) dan mendistribusikannya kepada konsumen. Dengan menjalankannya kegiatan tersebut, maka yang disebut dengan Supply Chain atau Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Dalam perusahaan manufaktur, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien mungkin sehingga diperlukan Manajemen yang profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Managementyang sering disingkat dengan singkatan SCM.
Manajemen Rantai Suplai atau manajemen rantai pasok (Supply chain management) adalah sebuah di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000, h197)
Jika didefinisikan lebih lanjut, maka Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Suplai adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.
Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan merupakan Mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien. Jadi pada dasarnya, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan merupakan cabang manajemen yang melibatkan Pemasok, Pabrik atau Manufaktur, penyedia logistik dan tentunya yang paling adalah sampai kepada pelanggan.
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, h5). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.
Manajemen Rantai Suplai meliputi koordinasi dari bahaninformasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir menuju konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.
  • Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
  • Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
  • Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)
Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:

  •    Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.

  •   Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.

  •   Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.


Permasalahan Manajemen Rantai Suplai
Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:
  • Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
  • Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
  • Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
  • Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
  • Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas di dalam rantai suplai
Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dan dana di antara rantai suplai tersebut.

Fungsi Manajemen Rantai Suplai
Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material mentah (raw material) kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi (finished goods product) menuju konsumen akhir. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi di antara rekanan rantai suplai, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori. Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai.
Beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.



  •  Stategis
1.  Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat  distribusi dan fasilitas
2.   Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur  komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
3.  Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
4.     Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli
5.    Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai

  • Taktis
1.        Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya
2.    Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari   inventori
3.     Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi  proses perencanaan.
4.       Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
5.  Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
6.       Gaji berdasarkan pencapaian

  • Operasional
1.   Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
2.     Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit)
3.    Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
4.    Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok
5.  Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterimaOperasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods)
6.   Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
7.  Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain

Alur Material dan Informasi
Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak di dalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu tempat, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous. (Knill, 1992)
Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya untuk mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkat dapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.
Berikut ini adalah Proses Manajemen Rantai Pasokan yang dilibatkan

Proses Manajemen rantai pasok
·       Pelanggan
Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau customer merupakan mata rantai pertama yang memberikan pesanan (order), terutama pada perusahaan yang berorientasi OEM (Original Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen penjualan (sales) perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya.
·       Perencanaan (Planning)
Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya, departemen Perencanaan (Planning Dept) akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya.
·       Pembelian (Purchasing)
Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen Pembelian atau Purchasing Department akan melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah  yang dibutuhkan.
·       Persediaan (Inventory)
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
·       Produksi (Production)
Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh pelanggan.  Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
·       Transportasi (Transportation)
Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi (Finished Products) yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh pelanggan.


Reference :
https://ilmumanajemenindustri.com › Produksi dan Operasional

1 komentar:

  1. Review of The Lucky Club Casino Site - LuckyClub.live
    The Lucky Club Casino is an online gaming site operated by the Lucky Club Gaming Group. It was established back in 2020 and continues to grow rapidly in  Rating: 5 · ‎Review luckyclub by LuckyClub.live

    BalasHapus

Tanggung Jawab Project Engineer

Apa itu Project Engineer? Seorang Project Engineer (PE) bekerja  melintasi batas-batas antara teknik dan manajemen proyek, memimpin ...